yang pertama : hujan masih juga belum berhenti, sepiring rujak mie pun telah habis terlahap, sementara kopiku, merayu-rayu hendak diaduk lagi.. dalam imajinasi senja yg malu ini, aku ingin sampaikan sebait kata kepada istriku yg entah : " Tanpa mengurangi kehormatanmu, Dinda.. mari kita merangkai syurga-Nya.. "
yang kedua :
hujan mulai mereda, kepada para penambang, memilihlah, kepada mahluk penghuni sungai-sungai, menepilah, nikahiya !
yang ketiga :
tambangmu adalah tambang syahdu yang belum terjamah, mereka juga anak-anak sungai yang mengalir seperti fitrahnya, yang bebas dan terlepas dari keakuan dunia, sebagian ada dan sebagian lagi adalah nol, yang ber-asa-ria melombai dirimu sebagai pendamping hidup, dalam bilur lukaku yang sementara ini, cukupkanlah !
diantara para penambang itu
SATU sebagai harapan sejarah yang telah diwariskan, jangan kau pilih aku,
karena aku juga bukan plihan, kecuali aku yg memilihmu.
salam hangat persahabatan bagi jiwa yang bebas dan terlepas itu,
dan kau bersegeralah dalam waktu birumu !
15 September 2010 jam 22:03
~KingDowd